Kemarin saya membagikan dua lembar kertas kepada setiap anak kelas 4. Di setiap kertas itu ada 3 gambar yang saya ambil dari banyak sumber. Saya meminta mereka menceritakan perasaan mereka saat melihat gambar dan berita yang saya tulis, lalu menuliskan pendapat mereka dalam bentuk prosa.
Enam gambar itu adalah:
Komentar dan tulisan anak-anak, sama namun tak seragam. Gambar yang paling menarik perhatian ternyata adalah gambar pertama. Hampir semua anak menulis bahwa dia merasa kesal dan jengkel kepada anak sekolah yang tidak sopan tersebut. Beberapa anak menulis bahwa mereka sedih melihat seorang nenek tua yang miskin dilecehkan segitu rupa oleh anak sekolah.
Anak sekolah loh yang melakukan, bukan anak jalanan.
Gambar kedua, anak-anak menulis bahwa mereka merasa marah, kesal, dongkol, dan ada yang menulis bahwa dia merasa tersinggung. Kebanyakan anak mengatakan bahwa pengusaha tersebut sungguh sombong. Dicky menulis baha yang dilakukan oleh pengusaha tersebut berbahaya sekali karena tindakannya bisa menyebabkan dia terancam bahaya pencurian dan pembunuhan, juga berbahaya jika nanti memicu kecemburuan sosial. Hebat Dicky!
Gambar ketiga, sebagian besar anak mengatakan sedih sekali. Beberapa anak mengaku heran, melihat bahwa hari ini masih ada orang-orang yang kelaparan seperti zaman perang saja. Lucu tulisannya Nouval:
‘Udah, kita curi aja uangnya syeh Puji trus kita kasihin ke orang Afrika itu.’
Gambar keempat kebanyakan anak menganggap itu lucu dan aneh. Cukup kaget juga. Mereka kebanyakan mempertanyakan orangtua anak itu yang sepertinya tidak perduli. Satu anak malah curat panjang lebar bahwa dia sudah berusaha setiap hari memberi tahu ayahnya agar tidak merokok lagi, tapi sang ayah tidak mau dengar.
Khusus gambar ini, saya meminta anak-anak menuliskan usul kepada pemerintah berkaitan mengenai bahaya merokok. Kebanyakan anak menulis bahwa sebaiknya diberi penyuluhan terus kepada anak-anak dan para orangtuanya. Ada yang dengan keras menulis; TUTUP SAJA SEMUA PABRIKNYA. GANTI JADI PABRIK PERMEN. Seorang anak menulis bahwa pemerintah harus mau keluar uang banyak untuk membuat sebanyak-banyaknya plang dilarang ‘dilarang merokok disini’. Nah, letakan plang itu dimana-mana. Nanti juga orang males karena dimana-mana susah merokok. Hmm, lucu juga ini usulnya.
Gambar kelima kebanyakan anak menganggap itu bukan kejutan, karena ternyata hampir setengah anak memang mengikuti berita kebakaran hutan ini di TV. Weh, hebat sekali. Sebagian besar merasa prihatin sekali dengan musibah itu, dan berharap agar tidak terjadi lagi dimanapun.
Gambar kelima, lucu sekali karena banyak anak yang salah paham. Sebetulnya malah, hanya satu anak yang melihatnya sebagai gambar seorang anak laki-laki sedang ditolong oleh seorang perempuan. Sisanya menyangka bahwa itu gambar seorang anak sedang diperlakukan tidak baik. Beberapa anak dengan gamblang menuliskan bahwa tidak baik memperkosa seorang anak kecil, hah? Bagaimana itu? Sebab kertas fotokopinya tentu jadi hitam putih. Warna darahnya hilang jadi abu-abu.
Seorang anak, menulis di kertasnya sebuah pertanyaan kepada saya:
‘Kenapa ibu guru membagikan gambar yang tidak senonoh kepada murid?’
Yee…
Ping balik: Bu Guru Kok Memberi Gambar yang Tidak Senonoh?
Gurunya kreatif, muridnya jadi kreatif pula.
(Kalau pesanku ini masuk spam, tolong keluarkan, ya! Thanx.)
Hihihi, makanya diperjelas Al… diperjelas… 😉
hahahahaha kreatif bu..pola pembelajaran yang sangat bagus…tapi emang gambar terakhir say pribadi tidak setuju untuk di publikasikan..karena susah menjelaskannya nati ke anak jika dia bertanay kenapa di bunuh, siapa yang perang, dll.
I
hahahahaha kreatif bu..pola pembelajaran yang sangat bagus…tapi emang gambar terakhir say pribadi tidak setuju untuk di publikasikan..karena susah menjelaskannya nati ke anak jika dia bertanay kenapa di bunuh, siapa yang perang, dll.
say justru lebih suka gambar anak merokok dan saran ke pemerintah…sangat kongkret….
anak-anakmu kayaknya pantas dijadikan tim penasihat presiden buat kampanye larangan merokok deh, al. idenya soal plang larangan merokok di mana-mana itu keren.
foto pertama itu kuharap hanya permainan photoshop. miris kalau kejadian seperti itu beneran.
HHmm …
Ini menarik …
Saya baru disini …
Itu sebabnya perkenankan saya untuk bertanya …
Ini diberikan kepada murid kelas berapa ya Bu ?
Sepertinya si Murid diminta untuk melatih kepekaan indera-inderanya … termasuk perasaannya juga
Salam saya
Gaya mengajar yang sangat kreatif, Seumur-umur blum pernah diajar sama guru yg pakai metode sperti ini… hehehe
Salam kenal dan salut buat Bu Guru. Pembelajaran yang dilakukan sangat menggugah potensi kepekaan budi pekerti. Ini sebuah terobosan yang patut dipuji, mengingat sekolah-sekolah saat ini hanya menjadi tempat menghafal-hafalkan rumus dan teori saja.
Salut pada ibu guru yang sangat2 kreatif, jarang ada guru yang seperti ibu, yang diberikan hanyalah teori2 yang membosankan belaka, sering2 lah melakukan ide2 yang kreatif agar si anak dapat pengalaman yang fresh, saya setuju sama marshmallow, moga aja gmbr no 1 itu hanya editan photoshop saja, karena waktu saya melihat pertama kali hati saya berkata “apa???”, trus gambar kedua, apa pantas seorang syech suka pamer, jujur dibanjarmasin tidak sembarangan dan tidak mudah mendapatkan titel syech, jangankan syech, ustadz saja susah, mungkin syech puji cuma namanya saja, tapi dia sama sekali tidak mempunyai ilmu agama alias dangkal dan justru sikapnya sangat tidak ter”PUJI”.
waduh jaman udah maju kok msh pake foto kopi????
koran aja sudah berwarna….masak buat pendidikan kok mlh fotokopian….heran….
Saya setuju dengan komen, curi saja duit seh puji, kirim ke afrika 😆
saluuuuuuuut……… keren bgt bu metode pembljrn yg sngt kreatif…………..
sy acungkan 8 jempol bwt ibu d (pinjem 4 jempol ibu dulu ya hehehe)
tapi sy kok sm yach dg anak2 didik ibu pas meliht gmbr terakhr sy fkir gmbar tdk seno2h hehehehe (terjebak judul bu)
bu guru yang hebat……
😀
wahhh…bu guruu…hebattt..!!!!
salllluuutt…!!!!
tepuk tangan bwt ibuu…..!!!!!
terusin kreativitasnya yaa…buu…???
anak2 di indonesia….butuh orang2 hebat..sprti ibu….:-)
TOP…dee,,….!!!
Mantaooop banget caranya…………..
itu bagus banget buat nambah kemampuan anak,
izin nyontek ya idenya,mo digunain dalam pelajaran B.I biar sekalian tau kemamampuan anak2 memahami dan menjabarkan dalam bentuk tulisan
hebat bgt tu bu guru,,,,,perlu di tiru…..
tp,anaknya aja yang kurang ajar,,tak tw sopan santun
aneh
^_^
ko itu ga aneh sekali
kita merasa kasihan sama syeh puji ,karena tanpa uangnya sebenarnya dia bukan siapa-siapa,lagipula apa mau dia bawa mati tuh semua uangnya….???
sungguh!!!!amat prihatin melihat tingkah laku masyarakat indonesia yang seperti itu…!!!!!!!!!!!!!!
foto2 td menggugah batin saya. betapa kompleksnya permasalah yg ada di dunia. betapa tidak balance nya kehidupan. tp, itulah hidup, dgn beragam aktifitas & pola pikir. saya harap, bu guru akan terus mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan dunia pendidikan. Merdeka bu guru!!!! Semoga ibu benar2 org yang bisa diGUGU dan di TIRU. kalo boleh tau, ibu mengajar di sekolah mana?
ya ampun
nice 🙂
waaahhh.. coba dulu bu alifia ngajar saya.. pasti betah banget saya di kelas.. ^_^
Sebagai guru yang paling susah adalah mendidik, karena dalam mendidik kita menanamkan moral pada siswanya dan saya salut pada bu guru…………..
kunjungi
http://liyantanto.wordpress.com
o0o kertas waktu dibagikan tidak berwarna?
Khusus yg nomer 3 (bocah kelaparan), itu yg ngambil foto siapa? Apa akhirnya dibiarin begitu saja?
Trus untuk foto yg terakhir, GANYANG ISRAEL!
Huahaha … anak2 sekarang pintar dan kritis sekali …
guru saya belum ada lho yang seperti ini!!
salut deh…
wah … saya mau anak saya diddik ibu guru yang “tidak senonoh” ini 🙂
Kreatif!
Untuk gambar # 1 saya tidak yakin tuh anak SD give finger to nenek gembel. Kok bisa pas difoto? takutnya cuma di suruh oleh yang moto. sudah setua saya ini kepala 3, buat saya finger means nothing, karena bukan budaya/kebiasaan Indonesia.
kalau dana pendidikan sudah 20% seharusnya ibu bisa bagikan gambar berwarna dan pake infocus kali ye …
salam,
http://hebohunik.wordpress.com/
kenapa kertas yang dibagikan gak berwarna ya ?
psikotest atau test mata ?
😀
http://www.maxreylg.co.cc
anak2 memang kreatif..
salam,
http://bursasepatu.wordpress.com
http://planetshoes.wordpress.com
guru yang kreatif…
salut dech ma gurunya…
untuk gambar no.5 kykny krn murid dah diracuni sm tayangan yg sering mrk tonton jd mrk menganggapnya seperti itu..
salam kenal yach 🙂
pendapat yang terakhir lucu.. [¬.¬’]
anak kecil dah tau y kaya gimana pelecehan seksual.. dikirain masih polos…
Ping balik: Judul Blog « Aminulloh1’s Blog
dunia memang banyak ironi ya 😦
saya akui guru@ kreatif
al hebat euy.. 🙂
ayo.. ngeblog terus !!!siapa tau bisa nyaingin si “kambing jantan” dika, bikin buku.. trus di pelemin deh ( jgn lupa masukin aku dijadiin salah 1 pemerannya yak.. ;;) *ngarep.com*
Judulnya mengundang nih AL, jadi rame deh. Tumben, kwk,,kwk,,kwk,,,
gilaa….
itu mah hasil editing…!!
ada yg latest mah itu bonekaaa
Keren bro!
ibu guru memberikan gambar yg tidak senonoh??
modalnya kurang tuh bu guru… jadi pake potokopi yg jelek,
haruse pake poto studio tuh jadi kliatan warnanya, ya gak??
Bu Guru yang cerdas dan kreatif,
salam kenal, teruskan metode ini.
anak-anak akan terangsang kreatifitasnya,
pola pikir anak-anak perlu dilatih dengan berbagai rangsangan, agar tumbuh pola pikir yang bervariasi.
metode pilihan ganda pada ujian anak yang membelenggu pikiran seolah jawaban yang cocok dengan kunci yang paling benar perlu dikembalikan dengan mempersilakan anak untuk memberikan jawaban yang benar menurut versinya.
selamat bu Guru ciptakan terus murid yang kreatif.
biasa aja ah
ya itulah yang dinamakan kreativitas seorang pengajar. semua media bisa dijadikan untuk mencerdaskan murid
ibu….coba ibu tunjukin foto inul yang lagi ngebor atau dewi persik yang lagi joget…itukan sudah lazim di acara tv sekarang…saya ingin tau juga pendapat anak2……saya pribadi risih dengan tontonan vulgar seperti itu karena bagaimana si anak mengapresiasikannya? saya takut mereka ikut meniru ngebor dan goyang vulgar….tolong ya bu…saya ingin tahu pendapat mereka,apa mereka sudah terbiasa atau bagaimana?
KOG RAME TENTANG HAL TIDAK SENONOH. YANG IDK SENONOH APANYA SIH? BINGUNG AKU………….
ASYIK MENURUTKU,INOVATIF SEBAGAI TEMAN SEPROFESI AKU SALUT
IMAM-TUBAN
Maaf Buguru apa gambar itu lebih tepat ditujukan ke orang dewasa? Lho anak-anak justru ga pernah berbuat salah, termasuk yang melecehkan pengemis tadi, lha wong sudah diajari ama orang tuanya kali (maaf itu apa anaknya syeh Puji ya ?).
Menurutku anak-anak biarkan apa adanya, mari kita didik orang dewasa, hehehe maaf…
*Gambar kelima kebanyakan anak menganggap itu bukan kejutan*
Mungkin suatu saat nanti, anak2 hanya akan melihat hutan melalui gambarnya saja.
apa ada pelajaran atau suatu program khusus yg jls utk spy anak2 mencintai lingkungan Bu?
apapun jg, saya tersenyum2 sendiri membaca post diatas.
salut…
Wuiih… AL, laris maniez… banyak yang komen.
Hebring euy….
anak kecil berpendapat dengan apa yang mereka lihat apa adanya
hi7x… jawabannya lucu juga… maklum lah anak kecil… ^^
seandainya saya jadi murid bu guru yang hebat ini…
hmm.. perspektif seorang manusia ternyata sudah dapat terlihat dari anak kecil yak…
baca teoriku tentang Tabularasa di http://guruiler.wordpress.com
, tapi maaf blogku ga ngetop , cause …. sekedar tempat sampah siiih, hehehe. Saluuut
salut bu guru..
ntar kalo ada metode kreatif lain, ceritain lagi yach.. mau nyontek utk pljrn B.Arab..
syukran..
saya suka gaya ibu,,,,,,,,,,,,
Bu Guru, terus terang. Walopun saya tdk sengaja kesasar ke blog ini, tapi saya sangat senang. Bisa membaca kisah2 yg dialami oleh seorang “pahlawan” bersama anak didiknya yg lugu. Selalu ada senyum tiap kali membaca cerita di sini…
Metode yg kreatif..
Banyak guru yg sudah merasa pintar dan tak mau mengembangkan daya mengajar nya. Dan terkadang sangat yakin dg metode mengajar yg kuno & sudah ketinggalan jaman.
Ping balik: 18 SWEET TOUCHES BY THE GIRLS « The Ordinary Trainer writes …
Teh Alifia keren, kreatif skali….benar2 menerapkan apa yg dbaca, salut.
cara mengajar yang luar biasa.. sayangnya cara kreative seperti ibu saya tidak yakin di lakukan oleh guru yang lain… yang saya lihat pengajaran di sekolah apalagi daerah masih menggunakan cara cara yang konvensional … guru menulis di papan tulis, anak mencatat dan menghapalkannya..